I. Judul :
INTERPRETASI CITRA PANKROMATIK HITAM PUTIH
II. Tujuan :
a. Dapat menginterprestasi citra pankromatik hitam putih dengan benar.
b. Dapat mengidentifikasi objek yang ada pada citra pankromatik hitam putih dengan benar.
c. Dapat membuat peta hasil interpretasi citra pankromatik hitam putih
III. Alat dan Bahan :
a. Citra pankromatik hitam putih skala 1:10.000
b. Plastik Trasparan
c. Spidol OHP
d. Penggaris, benang
IV. Cara Kerja
Praktikum penginderaan jauh yang lakukan adalah praktikum interpretasi citra pankromatik hitam putih dalam praktikum ini menggunakan interprestasi citra dengan skala 1 : 10.000, sebelum menginterpretasi citra yang ada terlebih dahulu menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam menginterpretasi citra, adapun langkah awal yang dilakukan pada saat akan menginterpretasikan citra yaitu dengan menempelkan plastik transparan yang telah digunting di atas citra pankromatik hitam putih yang kemudian kedua ujung antara plastik dan citra direkatkan dengan isolasi agar plastik transparan tidak bergesr dari citra pankromatik hitam putih, setelah ujung-ujung plastik lurus dengan ujung-ujung citra kemudian membuat garis tepi pada plastik transparan sesuai dengan garis tepi yang ada pada citra atau menciplak bingkai pada citra, garis tepi yang dibuat pada plastik transparan. Setelah plastik transparannya sudah dibuatkan bingkai kemudian melakukan interpretasi citra,langkah awal yaitu mengidentifikasi obyek pada citra, obyek pada citra pankromatik hitam putih tidaklah nampak seperti peta pada umumnya, karena itu untuk mengidentifikasi obyek-obyek yang ada pada citra tersebut kami melihat atas dasar rona dan warna, tekstur, pola, situs, pada praktikum ini kami hanya mengidentifikasi
V. Landasan Teori
A. Pendahuluan
Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknik untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek , daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1979 ). Sedangkan Sutanto , 1986 mengatakan penafsiran citra pemginderaan jauh berupa penegnalan obyek dan elemen yang tergambar pada citra penginderaan jauh serta penyajiaanya ke dalam bentuk peta tematik.
B. Citra Pankromatik Hitam Putih
Film pankromatik peka terhadap panjang gelombang (0,36-0,72)
. Kepekaannya hamper sama dengan mata manusia yang merupakan keunggulan dari film ini. Sehingga kesan ronanya sama dengan kesan mata yang melihat objek aslinya. Film untuk kamera yang dijual dipasaran menggunakan film pankromatik. Ada enam jenis film yang paling banyak digunakan dalam pemotretan dengan film pankromatik. Film ini berkisar dari jenis 3404 yang berbutir halus dan resolusi spasialnya tinggi hingga jenis super XX aerial yang berbutir kasar dan resolusi spasialnya rendah. Keunggulan darifilm pankromatik hitam putih ialah film ini telah banyak dikembangkan dan banyak pengunanya sehingga harganya lebih murah. Penggunaannya dalam skala sedang dan digunakan untuk pemetaan penutup dan penggunaan lahan.

Film pankromatik berskala kecil digunakan untuk memperoleh informasi yang berupa klasifikasi penggunaan lahan tingkat dua, seperti rincian kota yang berupa darah permukiman, perdagangan, rekreasi, sedangkan foto yang ber sklala besar digunakan untuk memperoleh informasi pengunaan lahan tingkat tiga, misalnya daerah permukiman yang teratur, setengah teratu, dan tidak teratur dan foto udara yang berskala yang lebih besar digunakan untuk memperoleh informasi yang berupa klasifikasi penggunan lahan tingkat tiga, missal daerah permukiman yang teratur dengan kepadatan tinggi, sedang dan rendah. Selain itu pengunaan foto pankromatik digunakan untuk:
1. Bidang pertanian:
a. Klasifikasi jenis tanaman,
b. Evaluasi kondisi tanaman
c. Perkiraan jumlah produksi
2. Bidang kehutanan
a. Perubahan luas hutan
b. Identifikasi spesies pohon
c. Perkiraan volume kayu
3. Bidang sumber daya air
a. Mendeteksi pencemaran air
b. Evaluasi kerusakan akibat banjir
c. Agihan air tanah dan air permukaan.
4. Dalam perencanaan kata dan wilayah
a. Penaksiran jumlah dan agihan penduduk
b. Studi lalulintas
c. Studi kualitas perumahan
d. Pemilihan jalur transmigrasi
e. Pemilihan letah bangunan penting
C. Interprestasi Citra
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara atau cita dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut.didalam intepretasi citra, penafsiran citra mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan menilai arti petingnya obyek yang tegamba pada citra. Dengan kata lain maka penafsiran citra berupaya untuk mengenali onyek yang tergambar pada citra. Dan menerjemahkannya kedalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi, ekologi dan disiplin ilmu lainnya.
Interpretasi citra adalah kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra inderaja. kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut.
1. Kegiatan Interprestasi Citra
Lo(1976) yang menyimpulkan pendapat vink mengemukakan bahwa pada dasarnya kegiatan interpretasi citra terdiri dari dua tingkat yaitu:
a. tingkat pertama yang berupa pengenalan obyek melalui poses deteksi dan identifikasi dan
b. tingkat kedua yang beupa penilaian atas pentingan sumber obyek yang telah dikenali tersebut. Yaitu arti pentingnya tiap obyek dan kaitananta obyek itu. Tingkat petama berarti perolehan data sedang tingkat kedua berupa interpretasi atau analisis data.
Pengenalan obyek yang tergambar pada citra ada 3 rangkaian kegiatan yang diperlukan yaitu:
a. Deteksi ialah pegamatan atas adanya suatu obyek misalnya pada gambaran sungai terdapat obyek yang bukan air. Deteksi berati penentuan ada atau tidak adanya sesuatu obyek pada citra. Ia merupakan tahap awal dalam interpretasi citra. Keterangan yang diperoleh pada tahap deteksi bersifat global.
b. Identifikasi ialah upaya yang mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup.
c. Analisis merupakan pengklasifikasian berdasarkan proses induksi dan deduksi, seperti penambahan informasi.
2. Unsur Interprestasi Citra
Untuk dapat mengidentifikasi objek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur interpretasi citra, Unsur interpretasi citra secara individual yang berdasarkan atas kerumitanya dibedakan atas empat tingkat,yaitu:
a. Unsur interpretasi primer: rona dan warna.faktor yang mempengaruhi dan cara pengukurannya
b. Unsur interpretasi sekunder:bentuk,ukuran,dan tekstur.
c. Unsur interpretasi tersier: pola dan bayangan.
d. Unsur interpretasi yang kerumitannya lebih tinggi:situs dan asosiasi
Secara rinci unsur – unsur interpretasi citra tersebut yaitu:
a) Rona dan warna
Rona dan warna disebut unsur dasar.hal ini mencerminkan betapa pentingnya rona dan warna didalam mengenali obyek.tiap obyektampak pertama pada citra berdasarkan rona atau warnanya.setelah warna atau rona yang sama dikelompokkan dan diberi garis batas untuk memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan,barulah tampak bentuk,tekstur,pola,ukuran dan bayangannya.itulah sebabnya maka rona dan warna disebut unsur dasar.menginggat pentingnya rona dan warna sebagai unsur dasar.
a) Rona
Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra,dengan demikian rona merupakan tingkat dari hitam keputih atau sebaliknya.Rona pada foto pankromatik merupakan atribut bagi objek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut sinar putih,yaitu spektrum dengan panjang gelombang (0.4-0.7).Didalam penginderaan jauh spektrum demikian disebut spektrum lebar.
· Cara pengukuran rona
Rona dapat diukur dengan dua cara yaitu dengan cara cara relatif dengan menggunakan mata biasa dan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan alat.dengan menggunakan mata biasa ,pada umumnya rona dibedakan menjadi lima tingkat yaitu putih,kelabu-putih,kelabu,kelabu-hitam dan hitam.dengan menggunakan alat maka rona dapat dibedakan dengan lebih pasti dan dengan tingkat pembedaan yang lebih banyak.
· Faktor yang mempengaruhi rona
§ Karakteristik objek
§ Bahan yang digunakan
§ Pemrososan emulasi
§ Cuaca
§ Letak objek
b) Warna
Warna adalah ujud yang tampak pada mata dengan menunjukan spektrum sempit.lebih sempit dari spektrum tampak dan tingkat kegelapan yang beragam warna biru,hijau,kuning mera,jingga dan lainnya.sebagai contoh,obyek tampak biru,hijau,atau merah bila ia hanya memantulkan spektrum dengan panjang gelombang (0.4-0.5), (0.5-0.6) atau (0.6-0.7),sebaliknya bila obyek menyerap sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan warna.sebagai akibatnya maka obyek akan tampak dengan warna kuning.Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan didalam ujud hitam putih,warna menunjukan tingkat kegelapan yang lebih beraneka.ada tingkat kegelapan didalam warna biru,hijau,merah,kuning,jingga dan warna lainnya
· Cara pengukuran warna
§ Cara integral adalah pengukuran warna gabungan yang dibuahkan oleh lapisan-lapisan zat warna,tanpa memisahkan satu persatu
§ cara pengukuran analitik adalah pengukuran densiti pada tiap panjang gelombang bagi tiap lapis zat warna.
· Faktor yang mempengaruhi warna
§ panjang gelombang sinar yang membentuk warna itu.panjang gelombang (0,4-0,5) membentuk warna biru sedang warna gelombang (0,5-0,7) membentuk warna kuning.
§ panjang gelombang yang dominan atau panjang gelombang rata-rata yang membentuk warna disebut “hue”.dengan kata lain hue merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna.
§ kejenuhan (soturation)
§ intensitas.kejenuhan mencirikan julat (range) panjang gelombang yang membentuk warna.intensitas ditentukan oleh jumlah total sinar yang dipantulkan,terlepas dari panjang gelombangnya.
c) Bentuk
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikan kerangka suatu obyek (lo,1976, dalam Susanto).bentuk merupakanatribut yang jelas sehingga banyak obyek yang banyak dikenali berdasarkan bentuknya saja.dalam konteks ini bentuk dapat berupa bentuk yang tampak dari luar (umum),maupun menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci.contoh; gedung perkantoran biasanya berbentuk huruf I,L atau U; pohon kelapa berbentuk bintang sedang pinus berbentuk kerucut.
d) Ukuran
Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak,luas,tinggi,lereng dan volume.karena ukuran objek pada citra merupakan fungsi skala,maka didalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat skalanya.sebagai contoh : ukuran suatu rumah dibedakan apakah rumah hunian,kantor, atau pabrik.rumah hunian biasanya ukuranya relatif lebih kecil dibandingkan dengan perkantoran atau pabrik.
e) Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada citra (lillesand dan kiefer,1979) atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual(estes dan simonett,1975).biasanya dinyatakan dalam ujud kasar,halus atau bercak-bercak.
Contoh pengenalan obyek berdasarkan tekstur:
· hutan bertekstuk kasar,belukar bertekstur sedang,semak bertekstur halus.
· tanaman padi bertekstur halus,tanaman tebu bertekstur sedang,dan tanaman pekarangan bertekstur kasar.
· permukiman air yang tenang bertekstur halus.
f) Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah yang membentuk susunan keruangan.contoh perumahan real estate dikenali dengan pola yang teratur sedangkan perkampungan menyebar tidak teratur;perkebunan polanya teratur dan dapat dibedakan dengan vegetasi lainnya.
g) Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada didaerah gelap.Obyek atau gejala yang terletak didaerah bayangan umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang tampak samar-samar.namun demikian merupakan faktor penting untuk mengamati obyek-obyek yang tersembunyi, contoh:
· cerobong asap pabrik,menara,bak air yang dipasang tinggi akan tampak dari bayangan.
· tembok stadion,gawang sepak bola, dan pagar keliling lapangan tenis pada foto berskala 1: 5.000 juga lebih tampak dari bayangannya.
· lereng yang terjal akan tampak jelas dari bayangan.
h) Situs
Situs merupakan hasil pengamatan dari hubungan antara obyek dilingkungan sekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain,jadi bukan mencirikan suatu obyek secara langsung.
i) Asosiasi
Keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain,berdasarkan asosiasi tersebut maka bila telah dikenali satu obyek tertentu maka dapat dijadikan petunjuk bagi obyek yang lain.contoh:jalan kereta api tentu berasosiasi dengan jalan rel kereta api yang berderet;lapangan sepak bola berasosiasi dengan tiang gawang,tribun penonton bila itu stadion yang besar.
3. Teknik interpretasi citra yang meliputi :
a. Data acuan
b. Kunci interpretasi citra
c. Penanganan data
d. Pengamatan stereoskopik
e. Metode pengkajian
f. Konsep multi yang merupakan salah satu keunggulan data penginderaan jauh
Analisis kuantitatif atas citra dapat umumnya dilakukan berdasarkan pengukuran densitinya.pada foto hitam putih densiti merupakan fungsi jumlah perak yang tercuci.Bagi foto berwarna densitinya dibuahkan oleh karakteristik serpan zat warna yang digunakan sebagai lapis emulsi.pada umumnydigunakan tiga lapis zat warna yang berbeda-bedapada film berwarna.fungsi zat warna ialah sebagai penyerap sinaR.
VI. Peta Hasil Interprestasi Foto Pankromatik Hitam Putih (terlampir)
No | Nama Objek |
1 | Sawah |
2 | Perumahan |
3 | Jalan tol |
4 | Jalan raya |
5 | Permukiman |
6 | Jalan raya |
7 | Perumahan |
8 | Ruko |
No | Nama Objek |
9 | Sungai |
10 | Lahan kosong |
11 | Lahan pertanian |
12 | Permukiman |
13 | Sawah |
14 | Sekolah |
15 | Pabrik |
16 | Lapangan |
VII. Hasil Pembahasan
Data Citra :
a. Jenis Citra : Foto pankromatik hitam putih
b. Kamera (Panjang Fokus) :152,52 mm
c. Skala : 1:10.000
d. Tahun Pemotretan : Agustus, 1994
e. Daerah : Sidoarjo
VIII. Kesimpulan
1. Dari praktikum pengindraan jauh yaitu peta interpretasi citra pankromatik hitam putih daerah Sidoarjo dengan skala 1 : 10.000, sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra inderaja. Kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut.
2. Untuk dapat mengidentifikasi obyek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur interpertasi yag terdiri dari rona/warna,bentuk,ukuran,tekstur,pola,bayangan,situs dan asosiasi dan Teknik interpretasi citra yang meliputi antara lain : Data acuan,Kunci interpretasi citra,Penanganan data,Pengamatan stereoskopik atau digunakan dengan kaca pembesar,Metode pengkajian dan Konsep multi yang merupakan salah satu keunggulan data penginderaan jauh.
3. Ada tiga hal penting yang perlu dilakukan dalam proses interpretasi, yaitu deteksi, identifikasi dan analisis.
Daftar Pustaka
Anonym,2011. pj file:///H:/ %201.htm
Lo, C.P, 1986. Penginderan Jauh Terapan, UI- Press, Jakarta.
Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid I, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.